Tuesday, January 17, 2017

Rahasia Dibalik Usia 40 Tahun



Rahasia Dibalik Usia 40 Tahun

Demikianlah tema Ta'lim pertama sejak kepengurusan Majelis Ta'lim Ar-Rayyan Masjid Quba diserahterimakan kepada kepengurusan baru. Sekaligus mengganti nama Majelis Ta'lim menjadi Majelis Ta'lim Quba, agar sesuai dengan nama Masjidnya.

Ta'lim kali ini cukup istimewa karena mengundang secara terbuka kepada jamaah Masjid Quba dan majelis ta'lim diluar masjid Quba.

Ayo datang ramai-ramai dalam mengisi waktu dan menambah ilmu keislaman kita, yang Insya Allah akan diadakan pada:

Hari, Tanggal: Jum'at 27 Januari 2017
Waktu: 20.00 - selesai (diawali Shalat Isya berjamaah)
Tempat: Masjid Quba, Taman Royal 2, RW 16 - Cipondoh, Tangerang
Pembicara: Ustadz Jumharuddin, LC (Pengisi kajian Asmaul Husna, TVOne)



Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=SOgVgkGdq_8
https://www.facebook.com/jumharuddin.lc

Ajak Saudara, Kerabat, Majelis Ta'lim, yang ingin menimba ilmu bersama.

Salam Syiar,
Departemen Komunikasi dan Informasi Masjid Quba

Turut Mengundang:
Majelis Ta'lim Quba
DKM Quba.

Saturday, April 9, 2016

Pembahasan Surat Luqman ayat 14 dan 15


Surat Luqman ayat 14-15

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Kandungan ayat:
Ayat 14
Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada orangtua, lebih-lebih kepada Ibu yang telah mengandung. Ayat ini tidak menyebut jasa Bapak, tetapi menekankan pada jasa Ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahan Ibu, berbeda dengan Bapak. Di sisi lain,,” peranan Bapak” dalam konteks kelahiran anak, lebih ringan dibanding dengan peranan Ibu. Betapapun peranan tidak sebesar peranan ibu dalam proses kelahiran anak, namun jasanya tidak diabaikan karena itu anak berkewajiban berdoa untuk ayahya, sebagai berdoa untuk ibunya. Karena begitu besar jasa Ibu, dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa: Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan
persahabatanku?” Nabi Saw menjawab, “ibumu…ibumu…ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.” (Mutafaq’alaih). Karena itulah, setiap anak harus menyadari
perjuangan dan susah payah orangtuanya. Di samping harus taat kepada ajaran agama, berbakti kepada kedua orang tua, juga harus berusah keras belajar dan menunut ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu agama, sehingga mereka bersama-sama kedua orang tuanya memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagian di akhirat kelak.

Dalam surah lain pula disebutkan seperti surah al-Baqarah:83, an-Nisa:36, al-An’am:151, dan al-Isra’:23 membahas tentang perlunya berbakti kepada orang tua. Sedangkan surah Luqman menyampaikan pesan untuk berbkati kepada orangtua dalam bentuk perintah Allah.

Ayat 15
Ayat di atas menyatakan bahwa jika orang tua memask untuk mempersekutukan Allah, maka janganlah mematuhinya. Setiap perintah untuk
perbuatan maksiat, maka tidak boleh ditaati.namun demikian, jangan memutuskan hubungam sitalurahmi dengan tetaplah menghormatinya sebagai orang tua.berbaktilah kepada mereka sepanjang tidak menyimpang dari ajaran Agama dan bergaullah dengan mereka menyangkut keduniaan, bukan aqidah. Dalam surah al-Ankabut: 8, Artinya: “Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku- lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.” Hukum ini berlaku untuk seluruh Umat Nabi Muhammad, yaitu melarang ketaatan anak untuk mengikuti kehendak orangtuanya yang bertentangan dengan ajaran agama.

Dan juga sebagaimana dalan sebuah riwayat bahwa Asma’ Putri Sayyidina Abu Bakr ra. Pernah didatangi oleh ibunya yang ketika itu masih musyrikah, Asma’ bertanya kepada nabi bagaimana seharusnya ia bersikap, maka Rasul SAW memerintahkannya untuk tetap menjalin hubungan baik, menerima dan memberinya hadiah serta mengunjungi dan menyambut kujungannya.

Kesimpulan
Kesimpulannya adalah kita semua bisa mengetahui terjemahan Q.s al-luqman ayat 14-15 , kita juga mengetahui hukum bacaannya dan kita juga mengetahui kandungan surahnya yaitu yang menjelaskan tentang bagaimana kita harus berbakti kepada orang tua. Ayat ini tidak menyebut jasa Bapak, tetapi menekankan pada jasa Ibu. Dan juga menyatakan bahwa jika orang tua memaksa untuk mempersekutukan Allah, maka janganlah mematuhinya. Setiap perintah untuk perbuatan maksiat,maka tidak boleh ditaati.

ASI dalam AL-Qur’an (Ungkapan cinta Allah SWT)
ASI adalah ungkapan kasih sayang Allah sekaligus anugerah yan luar biasa terhadap setiap bayi yang terlahir ke muka bumi. Di dalam Surat Cintanya, bertebaran ayat-ayat tentang ASI. Antara lain :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233)
Hikmah ayat yang terkandung dalam kitab Suci Alqur’an tersebut, setidaknya menekankan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting. Walaupun masih ada perbedaan pendapat tentang wajib atau tidaknya menyusui, tapi selayaknya bagi seorang muslim menghormati ayat-ayat Allah tersebut. Terlepas wajib atau tidaknya hukum menyusui, dalam ayat tersebut dengan tegas dianjurkan menyempurnakan masa penyusuan. Dan di sana juga disinggung tentang peran sang ayah, untuk mencukupi keperluan sandang dan pangan si ibu, agar si ibu dapat menuyusi dengan baik. Sehingga jelas, menyusui adala kerja tim. Keputusan untuk menyapih seorang anak sebelum waktu dua tahun harus dilakukan dengan persetujuan bersama antara suami isteri dengan mengutamakan kepentingan terbaik bagi si bayi. Insprasi utama dari pengambilan keputusan ini harus didasarkan pada penghormatan kepada perintah Allah dan pelaksanaan hukum-Nya, dan tidak bertujuan meremehkan perintahNya. Demikian pula jika seorang ibu tidak bisa menyusui, dan diputuskan untuk menyusukan bayinya pada wanita lain, sehingga haknya untuk mendapat ASI tetap tertunaikan.
Rentang waktu menyusui
Ayat ini turun berkenaan dengan serangkaian ayat yang membicarakan tentang peraturan rumah tangga. Salah satunya mendiskusikan hukum-hukum tentang perceraian yang bertujuan melindungi hak bayi di saat hubungan pernikahan kedua orang tuanya dalam keadaan kritis dan berpotensi mengancam kepentingan si bayi. Karena itu, permulaan ayat ini disepakati berlaku secara umum, baik orang tua bercerai atau tidak. Ayat tersebut menunjukkan bahwa masa sempurna menyusui (laktasi) adalah 2 tahun penuh. Turunnya wahyu tentang rentang waktu yan ideal untuk menyusui ini merupakan nikmat Allah yang tak ternilai harganya. Allah SWT sudah memberikan petunjuk yang syar’i berhubungan dengan periode menyusui. Tuntunan syariat ini sudah diturunkan berabad-abad sebelum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa 2 tahun pertama itu “The golden Age”, masa yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Mungkin ada yang berpendapat tidak berdosa apabila tidak menyusui anaknya selama 2 tahun (terkait perbedaan hukum fiqih). Tetapi ibu mana yang tidak ingin menyempurnakan ibadah penyusuan bagi belahan jiwanya?
Dalam keadaan daruratpun, ASI tetap harus diberikan
Hak-hak khusus ditetapkan bagi seorang isteri yang diceraikan oleh suaminya sebagai ganti dari menyusui anak-anak mereka. Sekalipun sang suami sudah meninggal, para pewarisnya wajib memperhatikan pemenuhan hak-hak yang diprioritaskan untuk menjaga agar anak tetap mendapatkan hak ASI-nya.
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (Q.S At THalaq:6)
Bahkan ketika keadaan sangat darurat, seperti yang dialami Ibunda Nabi Musa A.S yang sedang dikejar tentara fir’aun yang akan membunuh semua bayi laki-laki, Allah menganjurkan untuk tetap memberikan ASI (Q.S. Al-Qashash: 7). Dan Allah memelihara bounding antara nabi Musa dan ibunya, dengan mencegah Nabi Musa menyusu kepada orang lain. Sehingga Nabi Musa tetap disusui ibunya, walaupun dalam pengawasan Fir’aun (Q.S.Al-Qhashas:12).
Kapan seorang wanita bisa lalai menyusui anaknya? Ketika kiamat. Sebuah gambaran tentang kuatnya ikatan menyusui seorang anak kepada bayinya yang hanya bisa diputuskan oleh keguncangan yang maha dashyat di hari kiamat. (Q.S Al-Hajj:1-2). Yang harus sama-sama kita tanyakan pada saat ini, apakah saat ini keguncangan yang dashyat sudah ada di depan seorang ibu sehingga lalai menyusui anaknya?
Hanya karena menyusui, seorang ibu ’disetarakan’ dengan ibu kandung. Ini menunjukkan pentingnya menyusui dan hukum-hukum yang kemudian berlaku. Saudara sepersusuan menjadi mahram Q.S. An-Nisaa’:23)
“Allah telah melarang hubungan yang disebabkan oleh persusuan sama seperti Dia melarang hubungan karena pertalian darah “(HR.Tirmidzi)
Hendaklah diniatkan untuk ibadah
Amru bin Abdullah pernah berkata kepada isteri yang menyusui bayinya, “Janganlah engkau menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui anaknya karena didorong kasih sayangnya kepada anak. Akan tetapi susuilah dengan niat mengharap pahala dari Allah dan agar ia hidup melalui susuanmu itu. Mudah-mudahan ia kelak akan bertauhid kepada Allah Subhanahuwata’ala.”
Subhanallah, pelajaran yang sangat berharga. Betapa mungkin kita lupa, bahwa menyusui hendaklah diniatkan ibadah, bukan sekedar insting. Ini merupakan bentuk investasi kita di dunia dan akhirat. Semoga anak kita menjadi anak yang bersyukur pada Rabb-nya dan orang tuanya.
”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman :14)
Ayat tersebut mengandung dua pengertian, yaitu: pertama, adalah perintah bagi seorang ibu untuk menyusui anaknya selama 2 tahun penuh. Kedua, perintah bagi anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya karena ibunya telah merawatnya siang dan malam. Terdapat kewajiaban anak untuk berbuat baik kepada orangtuanya, sementara terdapat hak anak untuk diberi ASI selama 2 tahun penuh. Terdapat kewajiban ibu untuk menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, sementara terdapat hak ibu agar anaknya berbakti kepadanya.

Saturday, December 12, 2015

Mabit Quba

Assalamualaikum wr.wb.,
Kembali lagi Masjid Quba Taman Royal 2 akan mengadakan Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) yang berisi kegiatan: membaca Al Qur'an, Qiyamulail dan Muhasabah.

Jangan lewatkan dan catat agenda acaranya hari Sabtu 12 Desember 2015 mulai pukul 18.00 hingga Minggu 13 Desember 2015 pukul 06.30 pagi, yang kali ini akan diisi pula tausyiah dari Ustadz H. Dwijo Muryono dengan Tema: "Mencintai Allah".

Untuk lebih lengkapnya silahkan lihat pengumuman berikut.


Wassalamualaikum wr.wb.,
DKM Quba 2015

Tuesday, July 7, 2015

I'tikaf masjid quba 1436 H



Pengurus Masjid Quba mengajak kaum Jamaah Masjid Quba dan Warga Muslimin Taman Royal 2 untuk mengikuti kegiatan I'tikaf yang akan dilaksanakan mulai tanggal 7 - 16 Juli 2015.

#1 Definisi: Dari sisi bahasanya, al-i’tikaf bermakna al-ihtibas (tertahan) dan al-muqam (menetap).
Sedangkan definisinya menurut para fuqaha adalah:

الْمُكْثُ فِي الْمَسْجِدِ بِنِيَّةِ القُرْبَةِ Menetap di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah.

لُزُومُ الْمَسْجِدِ لِطَاعَةِ اللهِ وَالاِنْقِطَاعِ لِعِبَادَتِهِ، وَالتَّفَرُّغِ مِنْ شَوَاغِلِ الْحَيَاةِ Menetap di masjid untuk taat dan melaksanakan ibadah kepada Allah saja, serta meninggalkan berbagai kesibukan dunia.

 #2 Hukum: Hukumnya sunnah, dan sunnah mu’akkadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan. 

I’tikaf menjadi wajib jika seseorang telah bernadzar untuk melakukannya.

 #3 Dalil: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا (رواه البخاري)

Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Nabi Muhammad s selalu i’tikaf setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Dan pada tahun wafatnya, beliau i’tikaf selama dua puluh hari. (HR. Bukhari). 

#4 Dalil: قَوْلُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ (رواه البخاري ومسلم)

Aisyah ra berkata: Rasulullah s melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan) sampai Allah mewafatkan beliau. Kemudian para istrinya melakukan i’tikaf sepeninggal beliau. (HR. Bukhari dan Muslim)
Para ulama sepakat bahwa i’tikaf seorang istri harus seizin suaminya.

#5 Tujuan: Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa tujuan disyariatkannya i’tikaf adalah agar hati terfokus kepada Allah saja, terputus dari berbagai kesibukan kepada selain-Nya, sehingga yang mendominasi hati hanyalah cinta kepada Allah, berdzikir kepada-Nya, semangat menggapai kemuliaan ukhrawi dan ketenangan hati sepenuhnya hanya bersama Allah swt. Tentunya tujuan ini akan lebih mudah dicapai ketika seorang hamba melakukannya dalam keadaan berpuasa, oleh karena itu i’tikaf sangat dianjurkan pada bulan Ramadhan khususnya di sepuluh hari terakhir. (Zadul Ma’ad 2/82).

#6 Manfaat: Terbiasa melakukan shalat lima waktu berjamaah tepat waktu.
Terlatih meninggalkan kesibukan dunia demi memenuhi panggilan Allah.
Terlatih untuk meninggalkan kesenangan jasmani sehingga hati bertambah khusyu’ dalam beribadah kepada Allah swt.

Terbiasa meluangkan waktu untuk berdoa, membaca Al-Quran, berdzikir, qiyamullail, dan ibadah lainnya dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
Terlatih meninggalkan hal-hal yang tidak berguna bagi penghambaannya kepada Allah swt.
Memperbesar kemungkinan meraih lailatul qadar.
Waktu i’tikaf adalah waktu yang tepat untuk melakukan muhasabah dan bertaubat kepada Allah swt.

#7 Rukun: Mu’takif (المُعْتَكِفُ)
Niat (النِّيَّة) 
Menetap (اللُّبْثُ). 

Tidak ada batasan minimal yang disebutkan oleh Al-Quran maupun Hadits tentang lamanya menetap di masjid. Namun untuk i’tikaf sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan waktu i’tikaf yang ideal dimulai pada saat maghrib malam ke-21 sampai maghrib malam takbiran.

Tempat i’tikaf (المُعْتَكَفُ فِيهِ)

#8 Syarat: Syarat yang terkait dengan mu’takif: beragama Islam, berakal sehat, mampu membedakan perbuatan baik dan buruk (mumayyiz), suci dari hadats besar (tidak junub, haid, atau nifas).
Syarat yang terkait dengan tempat i’tikaf: masjid yang dilakukan shalat Jum’at dan shalat berjamaah lima waktu di dalamnya agar mu’takif tidak keluar dari tempat i’tikafnya untuk keperluan tersebut.

#9 Amalan; Shalat, tilawah Qur’an, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, shalawat dan salam utk Rasulullah s, berdoa dan bentuk-bentuk ibadah lainnya yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.
Mengkaji ilmu dan membaca kitab tafsir, hadits, sejarah nabi dan orang-orang shalih, fiqh dll.

#10 Makruh: Melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, baik berupa perkataan ataupun perbuatan.
 (من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه)
رواه الترمذي وابن ماجه عن أبي بصرة
Menahan diri untuk tidak berbicara dengan keyakinan bahwa itu dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.

#11 Mubah: Keluar dari tempat i`tikaf utk mengantar keluarga yg menjenguk.
Mencukur rambut, memotong kuku, membersihkan badan, memakai pakaian bagus, memakai parfum dll.
Keluar utk memenuhi hajat yg hrs dipenuhi (BAB, BAK dll).
Makan, minum dan tidur di dalam masjid dg tetap menjaga kebersihannya.
Melaksanakan akad jual-beli, akad nikah dan sejenisnya.

#12 Membatalkan: Kehilangan salah satu syarat i’tikaf yang terkait dengan mu’takif.
Berhubungan suami istri.
Keluar dengan seluruh badan dari tempat i’tikaf, kecuali untuk memenuhi hajat (makan, minum, dan buang air jika tidak dapat dilakukan di lingkungan masjid).
Mengeluarkan sebagian anggota badan dari tempat i’tikaf tidak membatalkan i’tikaf sesuai dengan ungkapan 

‘Aisyah ra:
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُخْرِجُ رَأْسَهُ مِنَ الْمَسْجِدِ وَهُوَ مُعْتَكِفٌ فَأَغْسِلُهُ وَأَنَا حَائِضٌ

Nabi Muhammad SAW mengeluarkan kepalanya dari masjid (ke ruangan rumahnya) saat beliau i’tikaf lalu aku mencucinya sedang aku dalam keadaan haid. (HR. Bukhari)
#13 Adab Mu'takif: Selalu menghadirkan keagungan Allah di dalam hati sehingga niatnya terus terjaga.

Menyibukkan diri dengan amal yang dapat mencapai tujuan i’tikaf.
Bersahaja dan tidak berlebihan dalam melakukan perbuatan mubah seperti makan, minum, berbicara, tidur dan hal-hal lain yang biasa dilakukan di luar masjid.

Menjauhi amal perbuatan yang dapat merusak tujuan i’tikaf seperti pembicaraan tentang materi (jual beli, kekayaan dan lain-lain).

Memelihara kebersihan diri dan tempat i’tikaf serta menjaga ketertiban dan keteraturan dalam segala hal.
Tidak melalaikan kewajiban yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya, seperti nafkah untuk keluarga, menolong orang yang terancam keselamatannya, dan lain-lain.

Wassalam,
Bidang Informasi dan Komunikasi Masjid Quba

Friday, June 26, 2015

Tarawih 8 Ramadhan 1436 H

Materi  Kultum  Malam ke-8

Penceramah: Ustadz H. Rohiman

1.    Tayangan TV kendati sdh dikritisi KPI, tetap banyak menonjolkan hal2 yg tdk islami.
2.    Banyak anak yg salah memilih idola. Katty Perry, Laddy Gaga, dlsb
3.    Seharusnya sesuai dengan QS Al Azab 21 Suri teladan terbaik adalah Nabi Muhammad SAW
4.    Seorang  Idola seharusnya juga memperhatikan dan menyayangi kita.
5.    Rasulullah sangat memperhatikan dan menyayangi kita
6.    Pada saat Rasulullah hidup, Blio mengatakan umat paling mulia adalah umatnya  yang tidak mengenal dan tidak pernah melihat Rasulullah, Insya Allah seperti kita.
7.    Pada saat sakaratul maut, Rasulullah berdoa agar umatnya dibebaskan dari sakitnya saat  Malaikat mencabut nyawa.
8.    Pada saat itu Rasulullah juga mengingatkan kita utk tidak meninggalkan sholat
9.    Pada saat di akhirat orang kafir digiring menuju berombongan, orang Muslim diantar berombongan ke syurga (QS Az Zumar 71-73)
10.Jangan sampai kita sbg ortu di akhirat, dilaporkan oleh anak kita ke Allah SWT karena kita tidak mengajarkan Tauhid.

11.Untuk kita mari kita antarkan anak kita mengikuti sanlat yg akan diadakan DKM Quba.


Wassalam,
Bidang Komunikasi dan Informasi DKM Quba

Tarawih 7 Ramadhan 1436 H

Materi  Kultum  Malam ke-7

Penceramah: Ustadz Qomaruddin, MA.

Neraka isinya tidak hanya orang yang suka bermaksiat, tapi juga banyak diisi orang yg banyak melakukan bid’ah dholalah.

Selain itu juga banyak diisi oleh orang yg bersifat sombong, seharusnya kita lebih banyak tawadhu (rendah hati).

Berjalanlah di muka bumi dengan rendah hati (QS Al Furqan,25:63):
Sombong berpotensi  besar dimiliki oleh Pejabat, Si  Kaya, Si Ganteng/cantik, namun saat ini orang sebaliknyapun (rakyat biasa, miskin,jelek) banyak  yg  bersifat  sombong.

Dengan puasa kita menghilangkan sombong, dengan rasa lapar kita merasakan betapa kecilnya kita tanpa nikmat Allah.

Hanya Allah SWT, dengan segala ke-Maha-annya, yg boleh memiliki sifat sombong.

Tanda-tanda orang sombong: suka memuji diri sendiri, kalau berbicara tidak menatap teman bicara, kalau bertemu memalingkan muka.


Islam mengatur tatacara salam dimulai dari yang naik mobil ke yang naik motor, yang naik motor ke yang jalan, yang  jalan ke yang duduk.

Wassalam,
Bidang Komunikasi dan Informasi DKM Quba

Wednesday, June 24, 2015

Training Pengembangan Diri

Assalamualaikum,
Selain kegiatan Sanlat bagi remaja, dalam rangka mengisi kegiatan di bulan Suci Ramadhan ini, Panitia Ramadhan 1436 H juga mengadakan Training Pengembangan Diri: "Sukses Mulia untuk Pelajar Muslim", yang akan dibimbing oleh trainer Adi Sumarno.

Catat waktunya: Minggu, 28 Juni 2015 mulai jam 08.00 hingga 17.00 WIB bertempat di Masjid Quba.


Ajak serta teman-teman pelajar SMA dan Mahasiswa untuk dapat mengenali passion dan jati diri sejak awal.


Wassalam,
Panitia Ramadhan 1436 H.